top of page
Search

Meningkatkan Kesadaran tentang Stres

Sejak tahun 1992, setiap bulan April diperingati sebagai Stress Awareness Month. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak stres dalam kehidupan sehari-hari.

Data dari American Institute of Stress menunjukkan bahwa pada tahun 2023 terhitung 1 dari 4 orang mengalami stres berat di tempat kerja. Sebanyak 76% karyawan melaporkan stres berdampak pada kesehatan mental mereka.

Stres adalah bagian dari kehidupan, tapi jika dibiarkan terus menerus bisa berdampak buruk bagi tubuh dan pikiran. Lalu apakah yang dimaksud dengan stres?

Stres merupakan suatu kondisi pada diri individu terkait ketegangan, tekanan, tuntutan, dll. Menurut Sarafino (1994), stres adalah kesenjangan antara permintaan atau tuntutan dari situasi dan sumber daya yang dimiliki seseorang, baik sumber daya fisik, psikologis, maupun sosial.

 

Penyebab Stres
  1. Biologis: Genetik dan fisiologis. Wanita beresiko lebih besar mengalami gangguan stres akut. Reaktivitas yang meningkat, seperti yang ditunjukkan oleh respon akustik yang mengejutkan, sebelum paparan trauma meningkatkan risiko untuk mengembangkan gangguan stres akut.

  2. Psikologis: Temperamental. Faktor risiko termasuk gangguan mental sebelumnya, tingkat efektivitas negatif yang tinggi (kecemasan), keparahan yang dirasakan lebih besar dari peristiwa traumatis, dan gaya koping menghindar. Penilaian bencana dari pengalaman traumatis, yang sering ditandai dengan penilaian berlebihan tentang bahaya, rasa bersalah, atau keputusan di masa depan, sangat memprediksi gangguan stres akut.

  3. Sosial: Lingkungan. Pertama dan terpenting, seseorang harus terpapar pada peristiwa traumatis agar beresiko mengalami gangguan stres akut. Faktor risiko gangguan ini termasuk riwayat trauma sebelumnya (American Psychiatric Association, 2013).

 

Macam-macam Stresor
  1. Kurangnya keterampilan baik terkait tugas yang terlalu sulit maupun tugas yang terlalu mudah dan tidak membutuhkan keterampilan yang sesuai.

  2. Beban kerja yang dirasakan berlebihan, antara lain karena kurangnya SDM di dalam tim.

  3. Jam kerja yang terlalu panjang maupun tidak fleksibel serta tidak memberi kesempatan untuk bersosialisasi.

  4. Kurangnya kendali dalam melakukan area pekerjaan (banyak kesalahan, semua diperiksa, terkait hubungan atasan-bawahan, dan rekan kerja).

  5. Peran maupun tugas dalam pekerjaan yang tidak jelas.

  6. Kondisi kerja yang tidak aman atau buruk secara fisik.

  7. Budaya organisasi yang memungkinkan adanya perilaku negatif, seperti diskriminasi, kekerasan, pelecehan, dan perundungan.

  8. Kurangnya dukungan dari atasan.

  9. Konflik antara peran di rumah dan tuntutan pekerjaan.

  10. Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman.

  11. Masalah pribadi, kepribadian, masalah mental emosional, dan masalah di luar pekerjaan.

  12. Masalah mental emosional, depresi, agitasi, mudah marah, dan ketersinggungan.

  13. Faktor eksternal, seperti peraturan yang tidak konsisten.

 

Dampak Distres Terhadap Pekerja
  1. Mudah lupa

  2. Meningkatkan risiko kecelakaan

  3. Terganggu konsentrasi

  4. Mudah melakukan kesalahan kerja

  5. Terganggunya hubungan kerja

  6. Cemas

  7. Ketakutan di kritik

  8. Konsentrasi terganggu, hasil jadi bermasalah

  9. Tidak betah di tempat kerja dan melakukan resign

 

Dampak terhadap Organisasi/Perusahaan
  1. Meningkatnya turn over dan angka ketidakhadiran pekerja

  2. Meningkatnya keluhan konsumen

  3. Meningkatnya biaya kompensasi

  4. Menurunnya kinerja produktivitas

 

Gejala Distres
  1. Aspek Fisiologis

    • Keringat berlebihan

    • Otot kaku dan nyeri

    • Cepat merasa lelah

    • Kepala pusing

  2. Aspek Emosional

    • Curiga terhadap orang lain

    • Merasa bosan

    • Mudah tersinggung

  3. Aspek Kognitif

    • Mudah lupa

    • Konsentrasi menurun

    • Kemampuan berpikir berkurang

  4. Aspek Perilaku

    • Sulit tidur di malam hari

    • Sering menyendiri

    • Tergesa-gesa

    • Perilaku merokok meningkat

 

Cara Mengatasi Stres
  1. Menjaga kesehatan (menerapkan pola hidup sehat)

  2. Melakukan kegiatan sesuai minat dan kemampuan

  3. Berpikir positif atau melakukan afirmasi positif

  4. Tenangkan pikiran (lakukan relaksasi pernafasan) dan kembangkan hobi

  5. Bicarakan keluhan dengan orang yang dapat dipercaya

  6.  Saling menjaga dan memberikan perhatian yang wajar terhadap rekan kerja

  7. Meningkatkan ibadah sesuai agama masing-masing

 

Melakukan Afirmasi Positif

Afirmasi positif adalah pernyataan atau kalimat yang ditujukan pada diri sendiri untuk memperkuat keyakinan bahwa kita mampu mengatasi tantangan dan meraih tujuan.

 

Afirmasi positif penting dilakukan untuk:
  1. Meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalani tugas-tugas.

  2. Mengurangi stres dan tekanan.

  3. Meningkatkan fokus dan produktivitas (“Saya fokus dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu”).

  4. Mengatasi rasa takut akan kegagalan (“Saya belajar dari setiap kesalahan”).

  5. Mendorong pertumbuhan dan inovasi (“Saya mampu berkembang dan belajar hal-hal baru”).

  6. Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan (“Aku bersyukur atas kesempatan untuk bekerja dan memajukan karirku”).

 

Beberapa langkah untuk menerapkan afirmasi positif di lingkungan kerja:
  1. Buat daftar afirmasi pribadi

  2. Ucapkan setiap hari

  3. Tulis dan letakkan di tempat strategis

  4. Gunakan saat menghadapi tantangan

  5. Lakukan dengan konsisten

 

Penulis: Diana Rahmawati, M.Si., Psikolog



 
 
 

Comentarios


Pelayanan Konseling Klinik Satelit UI

Gedung Klinik Satelit Makara UI Lt. 3

Jl. Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro (Depan Fakultas Teknik UI)

Jam Operasional : 08.00 - 16.00

Email: konseling.satelitmakara@gmail.com

Phone: 0852 1000 1514

Subscribe untuk Dapatkan Update Terbaru

© 2018Layanan Konseling Makara Universitas Indonesia

bottom of page