Meningkatkan Kesadaran tentang Stres
- konselingmakaraui
- May 2
- 3 min read

Sejak tahun 1992, setiap bulan April diperingati sebagai Stress Awareness Month. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak stres dalam kehidupan sehari-hari.
Data dari American Institute of Stress menunjukkan bahwa pada tahun 2023 terhitung 1 dari 4 orang mengalami stres berat di tempat kerja. Sebanyak 76% karyawan melaporkan stres berdampak pada kesehatan mental mereka.
Stres adalah bagian dari kehidupan, tapi jika dibiarkan terus menerus bisa berdampak buruk bagi tubuh dan pikiran. Lalu apakah yang dimaksud dengan stres?
Stres merupakan suatu kondisi pada diri individu terkait ketegangan, tekanan, tuntutan, dll. Menurut Sarafino (1994), stres adalah kesenjangan antara permintaan atau tuntutan dari situasi dan sumber daya yang dimiliki seseorang, baik sumber daya fisik, psikologis, maupun sosial.
Penyebab Stres
Biologis: Genetik dan fisiologis. Wanita beresiko lebih besar mengalami gangguan stres akut. Reaktivitas yang meningkat, seperti yang ditunjukkan oleh respon akustik yang mengejutkan, sebelum paparan trauma meningkatkan risiko untuk mengembangkan gangguan stres akut.
Psikologis: Temperamental. Faktor risiko termasuk gangguan mental sebelumnya, tingkat efektivitas negatif yang tinggi (kecemasan), keparahan yang dirasakan lebih besar dari peristiwa traumatis, dan gaya koping menghindar. Penilaian bencana dari pengalaman traumatis, yang sering ditandai dengan penilaian berlebihan tentang bahaya, rasa bersalah, atau keputusan di masa depan, sangat memprediksi gangguan stres akut.
Sosial: Lingkungan. Pertama dan terpenting, seseorang harus terpapar pada peristiwa traumatis agar beresiko mengalami gangguan stres akut. Faktor risiko gangguan ini termasuk riwayat trauma sebelumnya (American Psychiatric Association, 2013).
Macam-macam Stresor
Kurangnya keterampilan baik terkait tugas yang terlalu sulit maupun tugas yang terlalu mudah dan tidak membutuhkan keterampilan yang sesuai.
Beban kerja yang dirasakan berlebihan, antara lain karena kurangnya SDM di dalam tim.
Jam kerja yang terlalu panjang maupun tidak fleksibel serta tidak memberi kesempatan untuk bersosialisasi.
Kurangnya kendali dalam melakukan area pekerjaan (banyak kesalahan, semua diperiksa, terkait hubungan atasan-bawahan, dan rekan kerja).
Peran maupun tugas dalam pekerjaan yang tidak jelas.
Kondisi kerja yang tidak aman atau buruk secara fisik.
Budaya organisasi yang memungkinkan adanya perilaku negatif, seperti diskriminasi, kekerasan, pelecehan, dan perundungan.
Kurangnya dukungan dari atasan.
Konflik antara peran di rumah dan tuntutan pekerjaan.
Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman.
Masalah pribadi, kepribadian, masalah mental emosional, dan masalah di luar pekerjaan.
Masalah mental emosional, depresi, agitasi, mudah marah, dan ketersinggungan.
Faktor eksternal, seperti peraturan yang tidak konsisten.
Dampak Distres Terhadap Pekerja
Mudah lupa
Meningkatkan risiko kecelakaan
Terganggu konsentrasi
Mudah melakukan kesalahan kerja
Terganggunya hubungan kerja
Cemas
Ketakutan di kritik
Konsentrasi terganggu, hasil jadi bermasalah
Tidak betah di tempat kerja dan melakukan resign
Dampak terhadap Organisasi/Perusahaan
Meningkatnya turn over dan angka ketidakhadiran pekerja
Meningkatnya keluhan konsumen
Meningkatnya biaya kompensasi
Menurunnya kinerja produktivitas
Gejala Distres
Aspek Fisiologis
Keringat berlebihan
Otot kaku dan nyeri
Cepat merasa lelah
Kepala pusing
Aspek Emosional
Curiga terhadap orang lain
Merasa bosan
Mudah tersinggung
Aspek Kognitif
Mudah lupa
Konsentrasi menurun
Kemampuan berpikir berkurang
Aspek Perilaku
Sulit tidur di malam hari
Sering menyendiri
Tergesa-gesa
Perilaku merokok meningkat
Cara Mengatasi Stres
Menjaga kesehatan (menerapkan pola hidup sehat)
Melakukan kegiatan sesuai minat dan kemampuan
Berpikir positif atau melakukan afirmasi positif
Tenangkan pikiran (lakukan relaksasi pernafasan) dan kembangkan hobi
Bicarakan keluhan dengan orang yang dapat dipercaya
Saling menjaga dan memberikan perhatian yang wajar terhadap rekan kerja
Meningkatkan ibadah sesuai agama masing-masing
Melakukan Afirmasi Positif
Afirmasi positif adalah pernyataan atau kalimat yang ditujukan pada diri sendiri untuk memperkuat keyakinan bahwa kita mampu mengatasi tantangan dan meraih tujuan.
Afirmasi positif penting dilakukan untuk:
Meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalani tugas-tugas.
Mengurangi stres dan tekanan.
Meningkatkan fokus dan produktivitas (“Saya fokus dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu”).
Mengatasi rasa takut akan kegagalan (“Saya belajar dari setiap kesalahan”).
Mendorong pertumbuhan dan inovasi (“Saya mampu berkembang dan belajar hal-hal baru”).
Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan (“Aku bersyukur atas kesempatan untuk bekerja dan memajukan karirku”).
Beberapa langkah untuk menerapkan afirmasi positif di lingkungan kerja:
Buat daftar afirmasi pribadi
Ucapkan setiap hari
Tulis dan letakkan di tempat strategis
Gunakan saat menghadapi tantangan
Lakukan dengan konsisten
Penulis: Diana Rahmawati, M.Si., Psikolog
Comentarios