Penulis: Fathanah, M.Psi, Psikolog
Desain: Selvina Isnaini, S.Psi
Memasuki semester awal kuliah, apa nih yang teman-teman rasakan? Bersemangat memulai hal baru atau justru tidak bersemangat karena teringat kesulitan di semester sebelumnya? Semoga yang dirasakan semangat yaa :)
Yang sudah merasakan semangat, semoga terjaga semangatnya. Kalau ternyata justru belum bersemangat, semoga bisa perlahan dibangun ya semangatnya :)
Coba cek yuk kondisi teman-teman sekarang, apakah ada yang mengalami hal ini?
Fisik : lemas, lelah, letih, lesu
Pikiran : “aku nggak bisa”, “pasti susah deh”, “orang lain selalu lebih baik dari aku”
Emosi : tidak bergairah, sedih, hampa, bosan
Perilaku : menghindar, menunda, kurang tidur atau makan (atau sebaliknya tidur atau makan berlebihan)
Biologis : kadar dopamine rendah
Kalau teman-teman sedang mengalami atau pernah mengalami kondisi seperti di atas, itu tandanya teman-teman sedang berada pada kondisi demotivasi.
Tidak nyaman kan ya ketika kondisi sedang demotivasi. Terus kenapa ya seseorang kok bisa mengalami demotivasi?
Nah, biasanya ketika muncul situasi demotivasi, seseorang akan merasakan emosi negatif. Ketika emosi seseorang negatif, maka energinya pun berkurang. Ketika energi berkurang, seseorang biasanya akan berat untuk melakukan suatu aktivitas. Akhirnya, lebih memilih untuk tidak melakukan apapun. Sayangnya, semakin tidak melakukan apapun, semakin demotivasi orang tersebut. Bisa jadi mulai menghindari tanggung jawab. Ketika mulai meinggalkan tanggung jawab, mulailah muncul penilaian negatif terhadap diri sendiri. Kondisi itu membuat emosi negatif makin intens, semakin menurunkan juga level aktivitas, dan membuat energi semakin menurun lagi. Jika pola terus dipertahankan, makan semakin demotivasi seseorang ):
Yuk simak siklus di bawah ini untuk lebih memahami tentang apa yang terjadi saat kita demotivasi.
Ada beberapa keuntungan nih dari bergerak aktif :
Ketika kita aktif bergerak (misalnya melakukan olahraga), maka tubuh menghasilkan hormon endorfin yang berperan dalam memunculkan perasaan senang. Ketika kita merasa senang, biasanya kita jadi lebih termotivasi menjalani sesuatu.
Bergerak aktif membuat kita sejenak mengambil jarak dari pikiran negatif kita yang menjadi salah satu sebab demotivasi.
Bergerak juga memberi kesempatan pada kita untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, untuk berhasil mengerjakan sesuatu, atau justru sedikit demi sedikit “mendekati” masalah yang sedang dihadapi agar lebih mungkin selesai permasalahannya dan kita pun menjadi lebih termotivasi.
Salah satu cara konkret bergerak mengatasi demotivasi adalah dengan menyusun jadwal harian kita. Berikut bisa dijadikan panduannya :
1. Selipkan dalam sepekan masing-masing kegiatan yang :
Menyenangkan (misal : Hari Senin kita menyelipkan agenda berkebun yang merupakan hobi)
Membuat kita merasa meraih sesuatu (misal : Hari Selasa diagendakan membaca 20 halaman dari buku yang sudah dibeli dan belum dibaca)
Mendekati hal yang selama ini dihindari (misal : Hari Rabu mencari artikel jurnal untuk mencicil pengerjaan skripsi)
Sejalan dengan kebermaknaan (value) kehidupan kita (misal : sebagai orang yang memiliki value kindess, kita menyelipkan agenda ikut serta menjadi relawan membantu adik-adik di panti asuhan).
2. Susun target-target kecil yang dapat diraih untuk mencapai suatu tujuan.
Ketika kita fokus pada tujuan besar tanpa membuat langkah-langkah kecil yang perlu dicapai untuk sampai pada tujuan tersebut, kita bisa terbebani. Usahakan fokus pada target-target kecil yang mampu dikerjakan saat ini. Setiap kali targetan tercapai, maka akan memicu hormon dopamin yang berperan dalam motivasi seseorang.
Salah satu metode dalam membuat langkah-langkah mencapai tujuan adalah dengan teknik “SMART” yaitu buat targetan dengan Specific, Measurable, Achieveble, Realistic, Timely.
3. Ragam aktivitas :
Jika kamu terbiasa mengerjakan berbagai hal yang berkaitan dengan pencapaian tertentu, coba diselingi dengan ragam aktivitas yang kamu senangi agar tidak terjadi kebosanan yang membuat demotivasi.
Eksplorasi berbagai kegiatan yang sebelumnya mungkin belum pernah dikerjakan. Mengerjakan sesuatu yang baru bisa menghadirkan perasaan bersemangat yang dapat menaikkan mood positif.
4. Perbandingan yang adil :
Jika sudah mencoba melakukan kegiatan aktif, coba bandingkan kondisi ketika kamu “mager” dengan aktif berkegiatan. Mana yang dirasa lebih positif?
Adil lah dalam membandingkan kondisi, yaitu bandingkan kondisimu setelah bergerak aktif dibandingkan ketika “mager”, bukan dengan kondisi dahulu ketika dirimu memang sedang produktif dan bersemangat.
Jadi, yuk terus bergerak aktif, untuk membantu menjaga mood agar tidak terjebak pada kondisi demotivasi :).
)
Comentários