Perasaan kesepian bisa menjadi tantangan serius bagi mahasiswa, terutama selama periode ujian ketika tekanan dan stres meningkat. Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kesepian dan tetap terhubung dengan orang lain. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa strategi yang dapat membantu mahasiswa mengatasi perasaan kesepian selama periode ujian, baik melalui interaksi online maupun offline.
Mengenali Perasaan Kesepian
Perasaan kesepian dapat muncul ketika mahasiswa merasa terisolasi atau tidak memiliki koneksi yang kuat dengan orang lain, terutama saat mereka tenggelam dalam studi dan tugas-tugas akademik. Penting untuk mengenali tanda-tanda kesepian, seperti perasaan sedih, kekosongan emosional, atau kurangnya motivasi untuk berinteraksi dengan orang lain.
Mencari Cara untuk Tetap Terhubung
Jadwalkan Waktu untuk Interaksi Sosial
Meskipun jadwal ujian padat, tetapkan waktu reguler untuk bertemu dengan teman-teman atau keluarga. Bahkan percakapan singkat atau kopi bersama bisa menjadi sumber keceriaan dan dukungan.
Gunakan Teknologi dengan Bijak
Manfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan teman-teman dan keluarga, baik melalui panggilan video, pesan teks, atau media sosial. Tetapi, pastikan juga untuk tidak terlalu terpaku pada layar dan memberikan perhatian penuh saat berinteraksi.
Ikuti Kegiatan Kelompok atau Komunitas
Bergabunglah dengan kelompok studi, klub, atau organisasi sosial di kampus. Ini tidak hanya akan membantu memperluas lingkaran sosial, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berbagi minat dan hobi dengan orang lain.
Libatkan Diri dalam Kegiatan Sosial
Meskipun sibuk dengan ujian, luangkan waktu untuk menghadiri acara sosial di kampus atau di luar kampus. Terlibat dalam kegiatan yang Anda sukai dapat membantu memperkuat koneksi sosial.
Jelajahi Sumber Dukungan Kesehatan Mental
Jika perasaan kesepian menjadi sangat menekan atau mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor kampus atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan.
Daftar Pustaka
Hawkley, L. C., & Cacioppo, J. T. (2010). Loneliness matters: A theoretical and empirical review of consequences and mechanisms. Annals of Behavioral Medicine, 40(2), 218-227.
Qualter, P., Vanhalst, J., Harris, R., Van Roekel, E., Lodder, G., Bangee, M., ... & Verhagen, M. (2015). Loneliness across the life span. Perspectives on Psychological Science, 10(2), 250-264.
Shensa, A., Sidani, J. E., Dew, M. A., Escobar-Viera, C. G., & Primack, B. A. (2018). Social media use and perceived social isolation among young adults in the U.S. American Journal of Preventive Medicine, 55(6), 789-796.
van den Brink, R. H. S., Schutter, N., Hanssen, D. J. C., Elzinga, B. M., Rabeling-Keus, I. M., Stek, M. L., & Comijs, H. C. (2018). Severe loneliness in community-dwelling older adults: prevalence and correlates. International Psychogeriatrics, 30(8), 1175-1183.
Wang, J., Lloyd-Evans, B., Giacco, D., Forsyth, R., Nebo, C., & Mann, F. (2018). Social isolation in mental health: a conceptual and methodological review. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 53(2), 109-118.
Penulis: Rifka Asriati, S.Psi
Comments